Pointing dan Cross Polarization VSAT

POINTING

    Pointing VSAT adalah sebuah proses untuk mengarahkan antenna VSAT ke satelit yang telah dikonfigurasi sebelumnya di modem satelit agar mendapatkan link signal yang maksimal antara antenna VSAT sebagai ground segment dengan satelit sebagai space segment. Sebelum melakukan pointing, penting bagi kita untuk mengetahui arah satelit yang dituju. Untuk mengetahui posisi satelit tersebut, telah tersedia aplikasi yang dapat di download di playstore yaitu SatFinder.apk https://play.google.com/store/apps/details?id=com.esys.satfinder

    Pada proses pointing, terdapat dua bagian penting yang harus di arahkan pada antenna VSAT yaitu azimuth dan elevasi. Azimuth yaitu untuk mengarahkan antenna VSAT ke satelit pada arah horizontal, sedangkan elevasi yaitu untung mengarahkan antenna VSAT ke satelit pada arah vertikal.


Gambar : Skema Proses Pointing


Gambar : Angle Scale (Pointing Elevasi)

CROSS POLARIZATION

        Cross polarization atau yang biasa disebut dengan crosspol adalah proses untuk memastikan sekaligus memaksimalkan arah rambat sinyal dari VSAT ke transponder satelit yang telah di konfigurasi sebelumnya di dalam modem. Crosspol sangat diperlukan agar arah antenna benar-benar maksimal dan optimal mengarah pada arah yang tepat dan tidak mengganggu pengguna satelit lain. Pada saat melakukan crosspol, bagian yang harus diatur pada antenna VSAT adalah posisi polar. Posisi polar yang dimaksud yaitu posisi BUC yang telah terpasang dengan sempurna dengan feedhorn, LNB, maupun OMT. 


Gambar : Polar VSAT

Berikut proses terjadinya crosspol :

  1. Setiap carrier yang dipancarkan dari satu antenna akan terurai oleh polarizier dari antenna tersebut, lalu menjadi komponen verikal dan horizontal.
  2. Masing-masing komponen sinyal baik vertical maupun horizontal dterima oleh receiver satelit baik RX verikal maupun RX horizontal untuk proses selanjutnya.
  3. Masing-masing receiver memproses sinyal, dari bumi atau dengan menetralisasikan sinyal 6 GHz menjadi 4 GHz. Dengan LO 2555 MHz yang berbeda antara RX vertical dan RX horizontal.
  4. Setelah proses penguatan oleh HPA/SSPA satelit untuk arah vertical maupun horizontal,langsung dipancarkan ke arah bumi.
  5. Setelah sampai di bumi, diterima oleh antenna dua pol. Pol vertical menerima sinyal TX pol horizontal dan pol horizontal menerima sinyal TX pol vertical.
  6. Berhubung LO RX horizontal dan LO RX vertical disatelit (2225 Mhz) tidak sama persis, maka perbedaan antara sinyal terima horizontal dan vertical akan terlihat jelas dengan RBW dan VBW yang rendah
  7. Demikian akan terukur besaran/parameter isolasi polarisasi dari antenna pengirim 

    Cross Polar Isolation (CPI) adalah rasio daya yang digabungkan antara 2 port yang terpolarisasi secara ortogonal dari antenna berpolarisasi ganda. Nilai CPI Test minimum yang diizinkan oleh operator satelit adalah sebesar 30 dB. Berikut proses melakukan CPI test :

  1. Memiliki antenna 2 polar
  2. Spectrum analyzer frekuensi minimal 4 GHz.
  3. Tersedia port pengukuran dengan loss sekecil mungkin. Jalur receiver vertikal dan horizontal dari antenna sampai dengan specan mempunyai gain dan loss yang sama.
  4. Jalur receiver vertikal dan horizontal dari antenna sampai dengan spectrum analyzer mempunyai gain dan loss yang sama. Setiap antenna stasiun bumi beroperasi yang bisa dipastikan mempunyai unsur kesalahan sudut, namun derajatnya berbeda satu sama lain.

Gambar : Contoh Hasil CPI Test

        Nilai carrier terlihat pada spektrum yang diberi mark angka 1 berwarna merah, untuk nilai carrier minimal bernilai 40 dB. Kemudian pada spektrum yang diberi mark cross angka 2 berwarna kuning adalah noise. Semakin kecil nilai noise semakin baik. 

Referensi :

http://repository.ittelkom-pwt.ac.id/5638/





Comments

Popular posts from this blog

Jenis Polarisasi Antenna VSAT

VSAT Fundamental